watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

EVITA DIKERJAIN BULE


Namaku Evita dan Suamiku Edo. Kami baru satu
tahun melangsungkan perkawinan, tapi belum
ada pertanda aku hamil. Sudah kucoba berdua
periksa siapa yang mandul, tapi kata dokter
semuanya subur dan baik-baik saja. Mungkin
karena selama pacaran dulu kami sering ke
Discotik, merokok dan sedikit mabuk. Itu kita
lakukan setiap malam minggu selama tiga tahun,
selama masa pacaran berlangsung.
Suamiku seorang sales yang hampir dua hari
sekali pasti ke luar kota, bahkan kadang satu
minggu di luar kota, karena rasa kasihannya
terhadapku, maka dia berniat untuk menyekat
rumahku untuk membuka tempat kost agar aku
tidak merasa sendirian di rumah.
Mula-mula empat kamar tersebut kami kost-kan
untuk cewek-cewek, ada yang mahasiswa ada
pula yang karyawati. Aku sangat senang ada
teman untuk ngobrol-ngobrol. Setiap suamiku
pulang dari luar kota, pasti dibawakan oleh-oleh
agar mereka tetap senang tinggal di rumah kami.
Tetapi lama-kelamaan aku merasa makin tambah
bising, setiap hari ada yang apel sampai larut
malam, apalagi malam minggu, aduh bising
sekali bahkan aku semakin iri pada mereka untuk
kumpul bersama-sama satu keluarga. Begitu
suamiku datang dari luar kota, aku menceritakan
hal-hal yang tiap hari kualami, akhirnya kita
putuskan untuk membubarkan tempat kost
tersebut dengan alasan rumah mau kita jual.
Akhirnya mereka pun pada pamitan pindah kost.
Bulan berikutnya kita sepakat untuk ganti warna
dengan cara kontrak satu kamar langsung satu
tahun khusus karyawan-karyawan dengan
syarat satu kamar untuk satu orang jadi tidak
terlalu pusing untuk memikirkan ramai atau pun
pulang malam. Apalagi lokasi rumah kami di
pinggir jalan jadi tetangga-tetangga pada cuek.
Satu kamar diisi seorang bule berbadan gede,
putih dan cakep. Untuk ukuran harga kamar
kami langsung dikontan dua tahun dan ditambah
biaya perawatan karena dia juga sering pulang
malam.
Suatu hari suamiku datang dari luar kota, dia
pulang membawa sebotol minuman impor dan
obat penambah rangsangan untuk suami istri.
Suamiku bertanya, “Lho kok sepi-sepi aja, pada
ke mana.”
“Semua pada pulang karena liburan nasional, tapi
yang bule nggak, karena perusahaannya ada
sedikit lembur untuk mengejar target”, balasku
mesra.
Kemudian suamiku mengambil minumannya
dan cerita-cerita santai di ruang tamu, “Nich
sekali-kali kita reuni seperti di diskotik”, kata
suamiku, “Aku juga membawa obat kuat dan
perangsang untuk pasangan suami istri, ntar kita
coba ya..”
Sambil sedikit senyum, kujawab, “Kangen ya..
emang cuman kamu yang kangen..”
Lalu kamipun bercanda sambil nonton film
porno.
“Nich minum dulu obatnya biar nanti seru..” kata
suamiku.
Lalu kuminum dua butir, suamiku minum empat
butir.
“Lho kok empat sih.. nanti over lho”, kataku
manja.
“Ach.. biar cepat reaksinya”, balas suamiku
sambil tertawa kecil.
Satu jam berlangsung ngobrol-ngobrol santai di
ruang tamu sambil nonton film porno,
kurasakan obat tadi langsung bereaksi. Aku
cuma mengenakan baju putih tanpa BH dan CD.
Kita berdua duduk di sofa sambil kaki kita
diletakkan di atas meja. Kulihat suamiku mulai
terangsang, dia mulai memegang lututku lalu
meraba naik ke pahaku yang mulus, putih dan
seksi. Buah dadaku yang masih montok dengan
putingnya yang masih kecil dan merah diraihnya
dan diremasnya dengan mesra, sambil
menciumiku dengan lembut, perlahan-lahan
suamiku membuka kancing bajuku satu persatu
dan beberapa detik kemudian terbukalah semua
pelapis tubuhku.
“Auh..” erangku, kuraba batang kemaluan
suamiku lalu kumainkan dengan lidah, kukulum
semuanya, semakin tegang dan besar. Dia pun
lalu menjilat klitorisku dengan gemas, menggigit-
gigit kecil hingga aku tambah terangsang dan
penuh gairah, mungkin reaksi obat yang
kuminum tadi. Liang kewanitaanku mulai basah,
dan sudah tidak kuat aku menahannya. “Ach..
Mas masukin yuk.. cepat Mas.. udah pingin
nich..” sambil mencari posisi yang tepat aku
memasukkan batang kemaluannya pelan-pelan
dan, “Bless..”, batang kemaluan suamiku masuk
seakan membongkar liang surgaku. “Ach.. terus
Mas.. aku kangen sekali..”, dengan penuh gairah
entah kenapa tiba-tiba aku seperti orang
kesurupan, seperti kuda liar, mutar sana mutar
sini. Begitu pula suamiku semakin cepat
gesekannya. Kakiku diangkatnya ke atas dan
dikangkangkan lebar-lebar.
Perasaanku aneh sekali, aku seakan-akan ingin
sekali diperkosa beberapa orang, seakan-akan
semua lubang yang aku punya ingin sekali
dimasuki batang kemaluan orang lain. Seperti
orang gila, goyang sana, goyang sini sambil
membayangkan macam-macam. Ini
berlangsung lama sekali dan kita bertahan
seakan-akan tidak bisa keluar air mani. Sampai
perih tapi asik sekali. Sampai akhirnya aku keluar
terlebih dahulu, “Ach.. Mas aku keluar ya.. udah
nggak tahan nich.. aduh.. aduh.. adu..h.. keluar
tiga kali Mas”, desahku mesra. “Aku juga ya..
ntar kamu agak pelan goyangnya.. ach.. aduh..
keluar nich..” Mani kental yang hangat banyak
sekali masuk ke dalam liang kenikmatanku. Dan
kini kita berada dalam posisi terbalik, aku yang di
atas tapi masih bersatu dalam dekapan.
Kucabut liang kewanitaanku dari batang
kemaluan suamiku terus kuoles-oleskan di mulut
suamiku, dan suamiku menyedot semua mani
yang ada di liang kewanitaanku sampai tetes
terakhir. Kemudian kita saling berpelukan dan
lemas, tanpa disadari suamiku tidur tengkurap di
karpet ruang tamu tanpa busana apapun, aku
pun juga terlelap di atas sofa panjang dengan
kaki telentang, bahkan film porno pun lupa
dimatikan tapi semuanya terkunci sepertinya
aman.
Ketika subuh aku terbangun dan kaget, posisiku
bugil tanpa sehelai benang pun tetapi aku telah
pindah di kamar dalam, tetapi suamiku masih di
ruang tamu. Akhirnya perlahan-lahan kupakai
celana pendek dan kubangunkan suamiku.
Akhirnya kami mandi berdua di kamar mandi
dalam. Jam delapan pagi saya buatkan sarapan
dan makan pagi bersama, ngobrol sebentar
tentang permainan seks yang telah kami lakukan
tadi malam. Tapi aku tidak bertanya tentang
kepindahan posisi tidurku di dalam kamar, tapi
aku masih bertanya-tanya kenapa kok aku bisa
pindah ke dalam sendirian.
Sesudah itu suamiku mengajakku mengulangi
permaina seks seperti semalam, mungkin
pengaruh obatnya belum juga hilang. Aku pun
disuruhnya minum lagi tapi aku cuma mau
minum satu kapsul saja. Belum juga terasa obat
yang kuminum, tiba-tiba teman suamiku datang
menghampiri karena ada tugas mendadak ke
luar kota yang tidak bisa ditunda. Yah.. dengan
terpaksa suamiku pergi lagi dengan sebuah
pesan kalau obatnya sudah bereaksi kamu harus
tidur, dan aku pun menjawabnya dengan ramah
dan dengan perasaan sayang. Maka pergilah
suamiku dengan perasaan puas setelah bercinta
semalaman.
Dengan daster putih aku kembali membenahi
ruang makan, dapur dan kamar-kamar kost aku
bersihkan. Tapi kaget sekali waktu
membersihkan kamar terakhir kost-ku yang
bersebelahan dengan kamar tidurku, ternyata si
bule itu tidur pulas tanpa busana sedikit pun
sehingga kelihatan sekali batang kemaluan si bule
yang sebesar tanganku. Tapi aku harus
mengambil sprei dan sarung bantal yang
tergeletak kotor yang akan kucuci.
Dengan sangat perlahan aku mengambil cucian
di dekat si bule sambil melihat batang kemaluan
yang belum pernah kulihat secara dekat.
Ternyata benar seperti di film-film porno bahwa
batang kemaluan bule memang besar dan
panjang. Sambil menelan ludah karena sangatlah
keheranan, aku mengambil cucian itu.
Tiba-tiba si bule itu bangun dan terkejut seketika
ketika melihat aku ada di kamarnya. Langsung
aku seakan-akan tidak tahu harus berkata apa.
“Maaf tuan saya mau mengambil cucian yang
kotor”, kataku dengan sedikit gugup.
“Suamimu sudah berangkat lagi?” jawabnya
dengan pelan dan pasti. Dengan pertanyaan
seperti itu aku sangat kaget. Dan kujawab,
“Kenapa?”.
Sambil mengambil bantal yang ditutupkan di
bagian vitalnya, si bule itu berkata, “Sebelumnya
aku minta maaf karena tadi malam aku sangat
lancang. Aku datang jam dua malam, aku lihat
suamimu tidur telanjang di karpet ruang tamu,
dan kamu pun tidur telanjang di sofa ruang
tamu, dengan sangat penuh nafsu aku telah
melihat liang kewanitaanmu yang kecil dan
merah muda, maka aku langsung memindahkan
kamu ke kamar, tapi tiba-tiba timbul gairahku
untuk mencoba kamu. Mula-mula aku hanya
menjilati liang kewanitaanmu yang penuh
sperma kering dengan bau khas sperma lelaki.
Akhirnya batang kemaluanku terasa tegang sekali
dan nafsuku memuncak, maka dengan
beraninya aku meniduri kamu.”
Dengan rasa kaget aku mau marah tapi memang
posisi yang salah memang diriku sendiri, dan
kini terjawablah sudah pertanyaan dalam
benakku kenapa aku bisa pindah ke ruang kamar
tidurku dan kenapa liang kewanitaanku terasa
agak sakit
“Trus saya.. kamu apain”, tanyaku dengan
sedikit penasaran
“Kutidurin kamu dengan penuh nafsu, sampai
mani yang keluar pertama kutumpahkan di perut
kamu, dan kutancapkan lagi batanganku ke liang
kewanitaanmu sampai kira-kira setengah jam
keluar lagi dan kukeluarkan di dalam liang
kewanitaanmu”, jawab si bule.
“Oic.. bahaya nich, ntar kalo hamil gimana nich”,
tanyaku cemas.
“Ya.. nggak pa-pa dong”, jawab si bule sambil
menggandengku, mendekapku dan menciumku.
Kemudian dipeluknya tubuhku dalam
pangkuannya sehingga sangat terasa batang
kemaluannya yang besar menempel di liang
kewanitaanku. “Ach.. jangan dong.. aku masih
capek semalaman”, kataku tapi tetap saja dia
meneruskan niatnya, aku ditidurkan di pinggir
kasurnya dan diangkat kakiku hingga terlihat
liang kewanitaanku yang mungil, dan dia pun
mulai manjilati liang kewanitaanku dengan penuh
gairah. Aku pun sudah mulai bernafsu karena
pengaruh obat yang telah aku minum sewaktu
ada suamiku.
“Auh.. Jhon.. good.. teruskan Jhon.. auh”. Satu
buah jari terasa dimasukkan dan diputar-putar,
keluar masuk, goyang kanan goyang kiri, terus
jadi dua jari yang masuk, ditarik, didorong di
liang kewanitaanku. Akhirnya basah juga aku,
karena masih penasaran Jhon memasukkan tiga
jari ke liang kewanitaanku sedangkan jari-jari
tangan kirinya membantu membuka bibir
surgaku. Dengan nafsunya jari ke empatnya
dimasukkan pula, aku mengeliat enak. Diputar-
putar hingga bibir kewanitaanku menjadi lebar
dan licin. Nafsuku memuncak sewaktu jari
terakhir dimasukkan pula.
“Aduh.. sakit Jhon.. jangan Jhon.. ntar sobek..
Jhon.. jangan Jhon”, desahku sambil mengeliat
dan menolak perbuatannya, aku berusaha berdiri
tapi tidak bisa karena tangan kirinya memegangi
kaki kiriku. Dan akhirnya, “Bless..” masuk semua
satu telapak tangan kanan Jhon ke dalam liang
kewanitaanku, aku menjerit keras tapi Jhon tidak
memperdulikan jeritanku, tangan kirinya
meremas payudaraku yang montok hingga rasa
sakitnya hilang. Akhirnya si bule itu tambah
menggila, didorong, tarik, digoyang kanan kiri
dengan jari-jarinya menggelitik daging-daging di
dalamnya, dia memutar posisi jadi enam
sembilan, dia menyumbat mulutku dengan
batang kemaluannya hingga aku mendapatkan
kenikmatan yang selama ini sangat kuharapkan.
“Auch.. Jhon punyamu terlalu panjang hingga
masuk di tenggorokanku.. pelan-pelan aja”,
ucapku tapi dia masih bernafsu. Tangannya
masih memainkan liang kewanitaanku, jari-
jarinya mengelitik di dalamnya hingga rasanya
geli, enak dan agak sakit karena bulu-bulu
tangannya menggesek-gesek bibir kewanitaanku
yang lembut. Ini berlangsung lama sampai
akhirnya aku keluar.
“Jhon.. aku nggak tahan.. auch.. aouh.. aku
keluar Jhon auch, aug.. keluar lagi Jhon..”
desahku nikmat menahan orgasme yang
kurasakan.
“Aku juga mau keluar.. auh..” balasnya sambil
mendesah.
Kemudian tangannya ditarik dari dalam liang
kewanitaanku dan dia memutar berdiri di tepi
kasur dan menarik kepalaku untuk mengulum
kemaluannya yang besar. Dengan sangat kaget
dan merasa takut, kulihat di depan pintu kamar
ternyata suamiku datang lagi, sepertinya
suamiku tidak jadi pergi dan melihat peristiwa
itu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, kupikir sudah
ketahuan, telanjur basah, aku takut kalau aku
berhenti lalu si bule tahu dan akhirnya
bertengkar, tapi aku pura-pura tidak ada sesuatu
hal pun, si bule tetap kukulum sambil melirik
suamiku, takut kalau dia marah.
Tapi ternyata malah suamiku melepas celana dan
mendekati kami berdua yang sudah tengang
sekali, mungkin sudah menyaksikan kejadian ini
sejak tadi. Dan akhirnya si bule kaget sekali,
wajahnya pucat dan kelihatan grogi, lalu melepas
alat vitalnya dari mulutku dan agak mudur
sedikit. Tapi suamiku berkata, “Terusin aja nggak
pa-pa kok, aku sayang sama istriku.. kalau istriku
suka begini.. ya terpaksa aku juga suka.. ayo kita
main bareng”. Akhirnya semua pada tersenyum
merdeka, dan tanpa rasa takut sedikit pun
akhirnya si bule disuruh tidur telentang, aku tidur
di atas tubuh si bule, dan suamiku memasukkan
alat vitalnya di anusku, yang sama sekali belum
pernah kulakukan. Dengan penuh nafsu suamiku
langsung memasukkan batang kemaluannya ke
dalam anusku. Karena kesulitan akhirnya dia
menarik sedikit tubuhku hingga batang kemaluan
si bule yang sudah masuk ke liang kewanitaanku
terlepas, suamiku buru-buru memasukkan
batang kemaluannya ke liang kewanitaanku yang
sudah basah, di goyang beberapa kali akhirnya
ikut basah, dan dicopot lagi dan dimasukkan ke
anusku dan.. “Bless..”, batang kemaluan
suamiku menembus mulus anusku. “Aduh..
pelan-palan Mas..”, seruku.
Kira-kira hampir setengah jam posisi seperti ini
berlangsung dan akhirnya suamiku keluar
duluan, duburku terasa hangat kena cairan mani
suamiku, dia menggerang keenakan sambil
tergeletak melihatku masih menempel ketat di
atas tubuh si bule. Akhirnya si bule pun pindah
atas dan memompaku lebih cepat dan aku pun
mengerang keenakan dan sedikit sakit karena
mentok, kupegang batang kemaluan si bule
yang keluar masuk liang kewanitaanku, ternyata
masih ada sisa sedikit yang tidak dapat masuk ke
liang senggamaku. Suamiku pun ikut tercengang
melihat batang kemaluan si bule yang besar,
merah dan panjang. Aku pun terus mengerang
keasyikan, “Auh.. auh.. terus Jhon.. auh, keluarin
ya Jhon..”
Akhirnya si bule pun keluar, “Auch.. keluar
nich..” ucapnya sambil menarik batang
kemaluannya dari liang kewanitaanku dan
dimasukkan ke mulutku dan menyembur juga
lahar kental yang panas, kutelan sedikit demi
sedikit mani asin orang bule. Suamiku pun ikut
menciumku dengan sedikit menjilat mani orang
asing itu. Kedua lelaki itu akhirnya tersenyum
kecil lalu pergi mandi dan tidur siang dengan
puas. Sesudah itu aku menceritakan peristiwa
awalnya dan minta maaf, sekaligus minta ijin bila
suatu saat aku ingin sekali bersetubuh dengan si
bule boleh atau tidak. “Kalau kamu mau dan
senang, ya nggak apa-apa asal kamu jangan
sampai disakiti olehnya”. Sejak saat itupun bila
aku ditinggal suamiku, aku tidak pernah merasa
kesepian. Dan selalu dikerjain oleh si bule.


Adult | GO HOME | Exit
1/1752
U-ON

inc Powered by Xtgem.com